Pages

Friday, 7 October 2016

Arti dan Makna Logo Cempaka Kuning



Arti dan Makna logo cempaka kuning

1. Warna dasar "biru" artinya ketuhanan yang maha esa yg menciptakan langit dan lautan yangg sangat luas.
2. Lingkaran warna "hitam" artinya persatuan dan kesatuan kekeluargaan.
3. Bunga cempaka warna "kuning" artinya 6 rukun iman yang berketuhanan yg maha esa. Bunga cempaka kuning yg harum dan wangi lambang kesucian dan kesetiaan.
4. Matahari warna"merah" artinya keberanian karena matahari menyinari seluruh alam semesta raya.
5. Kepalan tangan warna "putih" artinya kesucian dengan 5 rukun islam yang berketuhanan yang maha esa.

Lagu Mars Cempaka Kuning

Lagu Mars Cempaka Kuning


Perguruan silat cempaka kuning

Tempat menempah generasi muda

Agar sehat jiwa dan rohani

Iman dan takwa pada allah maha esa


Basmi kebatilan dan kemunafikan

Beramal sholeh kusyuk beribadah

Agar selamat dunia dan akhirat

Terus maju tegak hidup cempaka kuning.


Sejarah dan Latar Belakang Perguruan Silat Cempaka Kuning.


Pendiri                      : Moch. Ridwan Riamin
Lahir                         : 01 Januari 1968
Asal kota                   : Jember, Jawa Timur Indonesia
Terdaftar IPSI sejak   : 1980
Penerus                     : Sujadi Cahyono
Tempat Latihan          : Komplek griya husada asri cimuning bekasi indonesia
Jurus Dasar               : Terdiri dari 15 jurus dasar yang bisa di jadikan 1000 macam rangkaian seni bela diri silat baik tunggal dan ganda.


Terdapat seni bela diri menggunakan senjata tongkat, trisula, celurit, pisau dan samurai.

Ada 6 tingkatan sabuk di cempaka kuning :
Putih                 : Tingkat dasar
Kuning               : Tingkat tengah
Hijau                 : Tingkat asisten pelatih 1
Biru                   : Tingkat asisten pelatih 2
Merah                : Tingkat pelatih
Hitam                : Pendekar
Misi                   : Mengembangkan dan memajukan seni bela diri pencak silat 
                           sebagai budaya asli indonesia.
Visi                    : Menjadikan generasi dan pemuda indonesia yang kuat,anti 
                          narkoba, anti tawuran dengan belajar dan mencintai seni bela 
                          diri silat sebagai budaya asli indonesia.

Wednesday, 12 March 2014

Pengalaman saat bersama Abah Ridwan Pendiri Silat Cempaka Kuning

Setelah satu tahun belajar silat Cempaka Kuning di PS. Cempaka Kuning cabang Sumenep, aku meneruskan study-ku di Jember tepatnya di Universitas Jember. Awalnya aku tidak tahu bahwa lahirnya Silat Cempaka Kuning adalah di Jember sampai H. Syaiful Hidayat, guru silatku itu memberitahuku dan menyuruhku untuk meneruskan pelajaran Silat Cempaka Kuning ke abah Ridwan. Begitulah beliau biasa di panggil.

Waktu itu tahun 2006, saat pertama kali aku menginjakkan kaki di jember. Namun baru dua tahun kemudian, tepatnya pertengahan tahun 2008, aku baru mempunyai kesempatan untuk mencari tahu dimana Abah Ridwan tinggal. Maklum lah sebagai mahasiswa Jurusan Fisika aku agak sibuk dengan banyak praktikum dan laporan.

Setelah banyak tanya ke orang-orang di daerah Gebang, aku baru bisa menemukan rumah beliau. Awalnya aku mengira rumahnya besar dengan halaman luas yang biasa beliau gunakan untuh melatih silat. Konon katanya banyak muridnya yang belajar kesana. Tapi, semua rangkaian perkiraanku salah. Rumah itu kecil, bahkan tidak ada halaman bagian depan atau belakangnya. Rumah itu berjejer di sebelah barat gang kecil dimana banyak rumah-rumah lain yang mendampingi. Sehingga aku memarkir mobilku agak jauh dari rumah itu karena tidak mungkin aku parkir di depan gang.

Aku memberanikan diri memanggil salam tepat di depan teras rumahnya yang sangat sempit. Tidak ada kursi disana, hanya beberapa barang yang tampaknya tidak diperlukan lagi. Lantainya berwarna oranye bertekstur kotak-kotak kecil. Hanya ada beberapa jendela gelap yang terpasang di samping pintu masuk, dan sebuah pagar besi di depan teras. Aku berdiri di sana menunggu seseorang yang akan membukakan pintu.

Bayanganku orang yang akan muncul dari balik pintu adalah pria kekar dan gagah dengan paras seorang pesilat tangguh yang agak seram. Dan sekali lagi aku salah. Yang muncul adalah seorang wanita tua dengan beberapa uban yang mulai memenuhi kepalanya. Aku masih ingat dengan jelas saat menatap wanita itu. Wanita itu sangat ramah, senyumnya juga membuat hatiku lebih tenang walaupun sebelumnya aku merasa ragu untuk mengunjungi seorang guru besar pencipta Silat Cempaka Kuning. WOOOW.... Namun semuanya menjadi baik-baik saja. Aku membalas senyuman itu.

"Mencari siapa?" tanyanya kepadaku.
"Apa benar ini rumah Pak Ridwan?" kataku balik bertanya. Aku menggunakan panggilan 'Pak' karena waktu itu aku tidak tahu panggilan yang akrab bagi Beliau. Tapi wanita itu sepertinya mengerti yang aku maksudkan. 
"Darimana?" Wanita itu bertanya lagi.
Jujur waktu itu aku agak bingung harus menjawab dari madura atau dari Patrang tempat aku kos.
"Dari madura," kataku menjawab reflek. Ups!
"Oh... silahkan masuk," ujar wanita tua itu sambil membuka lebar pintu rumahnya, dia pun melangkah masuk. Sedangkan aku masih kesulitan membuka gerbangnya. Aku masih ingat waktu itu karena wanita itu kembali menoleh ke arahku lagi. "Di geser saja ke samping," katanya sedikit berteriak dari dalam rumahnya. HAHAHA aku berusaha membuka pagar itu dengan cara di dorong... pantas gak bisa dibuka.

Lanjut... aku masuk dan menunggu di ruang tamu. Ruang tamu itu kecil. Ada sofa sudut berwarna biru gelap dan sebuah meja kecil di tengah. Di belakang tempat aku duduk ada sebuah kerai yang juga berwarna gelap. Awalnya aku pikir itu sebuah jendela. Belakangan aku tahu itu adalah sebuah musholla.

Sementara aku menunggu, samar-samar aku mendengar wanita itu bercakap-cakap dengan seseorang. Dia memberi tahu bahwa ada tamu dari Madura.
Tak perlu menunggu lama seorang lelaki keluar. Tubuhnya tinggi besar berkulit putih, rambutnya juga sudah putih. Hal yang paling menyita perhatianku adalah bentuk tubuhnya yang masih kekar untuk pria seusianya. Lengannya lebar, bahunya masih memperlihatkan bekas-bekas profesinya di masa lalunya.

Singkat cerita beliau bertanya maksud kedatanganku. Percakapan itu cukup menyenagkan. sifat beliau dan cara Beliau berbicara sangat tegas dan jelas. Setelah sekitar 5 menit percakap dan mengerti maksud kedatangannku, beliau tampak senang. Aku langsung di suruh menunjukkan semua gerakan-gerakan yang pernah aku pelajari. Beliau membuka kerai di belakangku dan aku pun melakukan yang beliau suruh di musholla itu. Ukurannya mungkin 2x3 meter, pokoknya sempit.

Setelah selesai menunjukkan semua gerakan 15 Jurus, beliau menganggukan kepala dan berkata, "Memang benar semua gerakan itu saya yang menciptakan." Beliau berdiri di depanku dan tersenyum. "Kalau kau memang berniat belajar, saya bisa ajarkan semuanya kepadamu," tambahnya lagi. Memang waktu itu beliau sudah tidak mengajar Silat lagi dan tak seorangpun muridnya yang terlihat di sana. Usianya juga sudah 72 tahun waktu itu. Di rumah kecil itu beliau hanya tinggal berdua dengan istrinya yang tadi mempersilkan aku masuk. Anak-anaknya sudah memiliki keluarga semua, hanya sesekali mereka datang berkunjung.

Tidak terbayangkan bagiku betapa senangnya aku waktu itu. Seperti tidak percaya, aku hanya bisa tersenyum mendengar pernytaan  sang Guru Besar.

"Tapi saya akan memberikan semua yang di luar saja, bukan yang di dalam." kata beliau lagi. Aku mengerti maksud beliau, memang itu yang aku mau, kekuatan yang memang ada di dalam diriku sendiri. "Karena tenaga dalam itu tidak baik jika kamu simpan terus menerus," tambahnya.
"Saya mengerti, Bah," jawabku yang mulai memanggilnya Abah menirukan cara istri beliau memanggil.

Latihanpun dimulai.... setiap Jumat pagi aku latihan bersama Guru Besar Cempaka Kuning, Penciptanya. Keren banget... Auranya aja lain. Gerakan Paku-paku dan rangkai Pedang Samurai kupelajari dengan cepat. aplikasi ke-15 Jurus, latihan pukulan dan tendangan yang benar, tekhnik pernafasan, pernafasan saat bertahan dan menyerang dll, semuanya ku pelajari dengan senang hati. Sikap beliau dan istrinya juga begitu baik kepadaku. Pokoknya aku belajar banyak hal di sana, tidak sekedar belajar Silat saja, terutama tentang kerendahan hati dan mental. Karena aspek spiritual begitu penting dari semuanya.

Tahun 2009 aku jatuh sakit. Luka lambung yang menderaku menghambatku dalam segala kegiatanku di kuliah dan latihan di rumah Abah Ridwan. Dari tahun 2009 sampai 2010 akhir penyakitku sering kambuh dengan gejal muntah. Hampir setiap dua bulan sekali aku masuk rumah sakit. Sampai akhirnya tenaga dan pikiranku hanya fokus pada upaya untuk menyembuhkan diri. Latihan itu pun dilupakan... dan saat itu aku belum sempat berpamitan kepada Abah Ridwan, juga belum sempat berterimaksih atas semua ilmu yang beliau ajarkan kepadaku.

Tahun 2011 aku sibuk menyelesaikan skripsiku dan lulus di akhir tahun. Entah kenapa aku tidak pernah sempat mengunjungi Abah sampai sekarang. Aku pernah berjanji akan mengundangnya saat aku menikah nanti. Sebenarnya beliaulah yang memintanya. Ya Tuhan...! Aku masih ingat wajah beliau saat bicara seperti itu, memang wajahnya bercanda tapi aku tahu beliau bersungguh-sungguh. Tahun lalu 2013 aku menikah. Namun kesempatan itu pun lewat begitu saja karena sejak Maret 2012 aku tinggal di madura.

Seandainya tahun lalu aku berkunjung ke rumah Abah Ridwan, aku akan tahu bahwa Abah Ridwan sudah tiada Juli 2012.

Tapi aku tidak mendengar kabar itu, sampai beberapa menit yang lalu, maret 2014, ketika iseng-iseng browsing di facebook tentang PS. Cempaka Kuning Cabang Balikpapan, aku membaca sebuah status yang sangat mengejutkanku. Beliau sudah berpulang. Semoga Allah mngampuni semua dosa-dosanya, Amin...

Salam untuk keluarga Cempaka Kuning mungkin yang sempat membaca ulasan ini, aku ingin kita saling mengabari, saling sharing dan membahu untuk perkembangan Silat Cempaka Kuning tercinta... Salam

Wednesday, 27 March 2013

Sesi Latihan Silat Cempaka Kuning

Secara umum sesi latihan tiap perguruan silat Cempaka Kuning memiliki kesamaan. Kalaupun ada perbedaan itu karena perbedaan pelatih atau guru besarnya. Cempaka Kuning berkembang tidak terpusat pada satu daerah, melainkan tersebar ke daerah-daerah yang berbeda Seperti Kalimantan, Sumatra dan Madura. Karena perguruan yang pertama adalah di jember yang sekarang sudah tidak ada lagi sehingga perguruan ini tidak memiliki pusat perguruan. Namun yang terbesar sekarang adalah di daerah Pulau Kalimantan. Maka sesi latihan perguruan ini memiliki ragam tapi sama. Khusus untuk daerah Madura sesi latihannya sebagai berikut:
  1. Pembukaan
  2. Doa
  3. Pemanasan 
  4. Pernafasan
  5. Latihan Pukulan
  6. Latihan Tendangan
  7. Latihan 15 Jurus
  8. Latihan Rangkain Tunggal dan Ganda
  9. Latihan teknik pertahanan dan serangan
  10. Aplikasi
  11. Saung
  12. Pendinginan
  13. Pernafasan
  14. Doa
  15. Penutupan

Monday, 25 March 2013

Sejarah Perguruan Silat Cempaka Kuning




Beliau bernama Muhammad Ridwan Riamin (77 tahun) dan (Sekarang akrab dengan sebutan Abah Ridwan), Lahir di Surabaya. Beliau adalah seorang Anak seorang Pendekar yang disegani di Jawa Timur (Nama tidak disebutkan sebelum saya minta ijin pada yang bersangkutan). Sejak kecil Abah Ridwan suka berkelahi, bakatnya diketahui oleh ayahnya sehingga kemudian beliau dikenalkan  dan diajarkan Ilmu Bela Diri "Silat".


Menginjak dewasa Abah Ridwan berkelana ke seluruh Nusantara, diantaranya adalah : Bawean, Minang Kabau, Cimande dan lain sebagainya untuk belajar dan berguru pada banyak guru-guru silat yang ada di Nusantara. setelah sekian lama berguru ke daerah-daerah luar, beliau mencipatakan gerakan-gerakan inti (Gabungan Gerakan dari Jurus-jurus silat yang beliau dapat dari banyak daerah). Dari banyaknya Jurus yang beliau ajari beliau merangkum hanya menjadi 15 Gerakan inti (dikenal dengan 15 Jurus) antara lain adalah:
  1. Benturan Naga
  2. Kibasan Garuda
  3. Tebangan Pendeta
  4. Belalai Gajah
  5. Patukan Bangau
  6. Bangau Menanti Mangsa
  7. Harimau Membuka Sarang
  8. Sikuan Gorilla
  9. Garuda Menutup Sayap
  10. Minang Kuda Kuningan
  11. Ksatria Menanti Serangan
  12. Putri Malu Menyembunyikan Tubuh
  13. Dorongan Gorilla
  14. Putri Malu Mengantar Hidangan
  15. Naga Menyelam
 Ke-15 Jurus ini lah yang menjadi dasar gerakan Silat Cempaka Kuning.

Awal mula terbentuknya Perguruan Silat Cempaka Kuning adalah di daerah Jember, Jawa Timur. Abah Ridawan adalah Guru Besarnya sekaligus Pendirinya. Setelah beberapa tahun Perguruan ini Memiliki Pesilat-Pesilat Tangguh. Cempaka Kuning telah melahirkan pesilat-pesilat tangguh yang sekarang tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Perkembangan paling pesat adalah di daerah Kepulauan Kalimantan.